KATA PENGANTAR
Medan, 12 Desember 2011
Praktikan,
(Heri Gusman)
Puji dan syukur praktikan ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karuniaNya praktikan dapat melakukan praktikum dan menyelesaikan laporan pada Praktikum Kimia Analisa di Laboratorium Kimia Analisa dengan judul modul Analisa Air dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di dalam Laboratorium Kimia Analisa, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara yang dibimbing oleh Syervy Tanata, selaku kakak asisten lab dan ditambahkan dengan teori-teori Analisa Air.
Dalam kesempatan ini saya turut juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah banyak membantu saya dalam penyusunan Laporan ini. Pihak-pihak yang dimaksud antara lain adalah :
1. Kepala Laboratorium Kimia Analisa : Mersi Suriani Sinaga, S.T., M.T.
2. Asisten Laboratorium Kimia Analisa Modul Analisa Air : Kak Syervy Tanata.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
4. Teman-teman dari kelompok II, yaitu M. Ruben dan Rapleanon yang telah memberikan saran dan bantuannya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
Demikian praktikan juga menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengetahuan maupun pengalaman. Adapun kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam laporan ini, sehingga praktikan dapat lebih menyempurnakan laporan ini. Praktikan berharap semoga laporan ini ada manfaatnya bagi pihak-pihak yang membacanya.
Medan, 12 Desember 2011
Praktikan,
(Heri Gusman)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci dan memasak. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari dalam setiap tempat dan pada tiap tingkatan tidak sama semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air yang diperlukan, sehingga berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan, misalnya mencari sumber-sumber air baru seperti air tanah, air danau, air sungai, dan sebagainya.
Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita. Semua bahan makanan yang mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat – zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, dan sebagainya.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain itu, air juga merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam
pengolahannya. Bila badan manusia hidup dianalisis komposisi kimianya, maka akan diketahui bahwa kandungan airnya rata-rata 65% atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter haus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut 1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1,0 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum dengan modul Analisa Air adalah :
1. Mengetahui cara menganalisa air.
2. Menentukan kadar alkalinitas air dengan metode indikator warna.
3. Mengetahui standar air bersih.
1.3. Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul pada percobaan analisa air ini adalah bagaimana cara menentukan karakteristik air berupa alkalinitas dari air tersebut menggunakan analisis alkalinitas dengan metode indikator warna.
1.4. Manfaat
Manfaat dari percobaan Analisa Air adalah:
1. Praktikan dapat mengetahui cara penganalisaan air.
2. Praktikan dapat mengetahui kadar alkalinitas air dengan metode warna dari titrasi.
3. Praktikan dapat mengetahui standar air bersih.
1.5. Ruang Lingkup
Praktikum Kimia Analisa modul Analisa Air ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan kondisi ruangan:
Tekanan ruangan : 760 mmHgSuhu : 30oC
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah akuades (H20), sampel air yang berasal dari air Sungai Deli, air mancur di depan kantor pos, dan air minum dalam kemasan “Ades” dan sejumlah reagensia, antara lain: asam sulfat (H2SO4) 1,5 N dan indikator metil jingga (C14H14N3NaO3S). Peralatan yang digunakan selama percobaan adalah statif dan klem, buret, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong, dan pipet tetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alkalinitas
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S, 2002).
Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH.
Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya.
Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi adalah sebagai berikut :
1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;
2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi.
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :
1. Pengaruh system buffer dari alkalinitas;
2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organic. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air (Anonim, 2010b).
2.2. Kesadahan
Kesadahan air adalah adanya kandungan mineral-mineral tertentu yang terdapat di dalam air, pada umumnya mineral itu adalah ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang mengandung jumlah kadar mineral yang cukup tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu:
1) kesadahan umum (general hardness atau GH)
2) kesadahan karbonat (carbonate hardness atau KH).
Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air. KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+) (Anonim, 2011).
2.3. Analisa Umum Pada Air
Analisa-analisa yang umum digunakan untuk air adalah:
1. Jar Test
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakn pada proses pengolahan air bersih. Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan koagulan. Umumnya koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu poli-elektrolit organis. Selain pembubuhan koagulan diperlukan pengadukan sampai terbentuk flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya bersama-sama mengendap.
Cara kerja : a) Diambil sampel air baku kira-kira 4 liter
b) Dicek dan dicatat turbidity serta pH awal dari air sampel
c) Disediakan 6 buah beaker glass dan masing-masing diisi dengan 500 ml air sampel
d) Ke dalam masing-masing beaker glass tersebut diinjeksikan alum dengan konsentrasi 1 % dan dengan dosis tawas tertentu untuk tiap beaker glass. Penentuan dosis yang ditambahkan diambil dari tabel estimasi alum untuk turbidity tertentu (batas atas dan batas bawah)
e) Meletakkan beaker glass pada alat flokulator f) Diaduk dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit
g) Kemudian pengadukan dilakukan dengan kecepatan 40 rpm selama 10 menit
h) Didiamkan selama 15 menit sampai 30 menit
i) Dicek dan dicatat turbidity untuk masing-masing beaker glass
2. Comperator
A. Comperator pH
a) Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml
b) Sampel ditetesi dengan indikator Bromthymol Blue (BTB) sebanyak 4-6tetes, lalu diaduk
c) Kemudian dinasukkan di sebelah kiri bagian dalam comperator
d) Dibandingkan warna sampel dengan warna standart pada comperator dengan memutar roda standart comperator, apabila warna tersebut telah sama lalu dibaca nilainya.
B. Comperator Klor
a) Dimasukkan sampel ke dalam tabung sebanyak 10 ml
b) Ditetesi dengan indikator otolidine reagent sebanyak 4-6 tetes, lalu diaduk
c) Tempatkan sampel pada sebelah kanan bagian dalam comperator
d) Nilai sisa klor dihitung dengan membandingkan warna sampel dengan warna standar yang sama
3. Turbidity
Turbidity merupakan alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Cara kerjanya :
a) Dihidupkan turbidimeter, kemudian dimasukkan sampel ke dalam tabung yang telah tersedia pada alat tersebut
b) Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel standar,
c) Lalu sampel standart dikeluarkan dan dimasukkan sampel yang akan diteliti, lalu dibaca nilai kekeruhannya
ml alum = (ppm alum x ml sampel) / konsentrasi
4. Analisa Kesadahan
Kesadahan adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti garam kalsium dan magnesium. Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+, Mn2+,Fe2+, dan semua kation yang bermuatan dua.
5. Analisa Alkalinitas Alkalinity adalah kapasitas air untuk menentukan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Alkalinity dalam air yaitu : ion karbonat, ion bikarbonat, ion borat, ion fosfat, dan ion silikat. Alkalinity ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti Asam Sulfat dan HCl dapat menetralkan zat-zat alkalinity yang merupakan zat basa sampai titik akhir titrasi yaitu kira-kira pH 8,3 dan 4,5 (Farida, 2002a)
2.4. Manfaat Air Dalam Industri
Penggunaan air dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga konsumsi
kategori
1. pertanian
2. industri
3. domestik
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana pembersihan (cleaning) baik itu pembersihan area atau alat – alat produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi. Air juga berperan sebagai media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses yaitu dalam bentuk steam.
Meskipun ada substansial sastra berurusan dengan pertanian dan domestik penggunaan air, relatif sedikit yang sistematis menganalisis penggunaan air industri terutama dalam konteks negara-negara berkembang. Hal ini sebagian dapat karena kurangnya informasi yang dapat dipercaya tentang konsumsi air pada perusahaan tingkat. Tidak ada konsensus pada kisaran permintaan air industri elastisitas harga dan sensitivitas permintaan air untuk faktor-faktor lain seperti seperti harga input lain dan tingkat output. Pertanyaan menilai nilai ekonomi (harga bayangan) air masih tetap terbuka. Ada beberapa alasan untuk menganalisis kebutuhan air industri di negara berkembang.
1. penarikan meskipun industri saat ini air di negara-negara berkembang sangat rendah dibandingkan dengan yang dikembangkan negara, ini diharapkan meningkat dibandingkan dengan sektor lain ekonomi serta secara absolut sejak negara-negara ini diharapkan memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dalam produksi industri dalam waktu dekat
2. di negara-negara berkembang, beracun dan beberapa organik yang persisten polusi logam berat termasuk industri mungkin disebabkan sebagian besar emisi limbah dan sebagian besar penduduk perkotaan tinggal di sekitar daerah industri dan menderita konsekuensi buruk dari tingkat tinggi pencemaran air
3. di negara-negara, seperti India, dimana konsentrasi standar lingkungan berbasis diadopsi untuk polutan air dan biaya ekstraksi keuangan air terlalu rendah, perusahaan memiliki insentif untuk encer aliran efluen dengan penggunaan air yang berlebihan
4. karena air menjadi langka masukan, ada konflik atas alokasi terhadap kegunaan yang berbeda, sehingga penilaian air dalam menggunakan kompetitif (domestik, industri dan pertanian; serta seperti dalam industri yang berbeda atau perusahaan) merupakan prasyarat untuk air setiap kebijakan sumber daya desain (Goldar dan Pandey, 2001)
5. secara luas diakui bahwa sesuai kebijakan penetapan harga air dapat menyebabkan penghematan substansial dalam air industri konsumsi. Hal ini lebih dimungkinkan dengan aplikasi air daur ulang dan konservasi teknologi (Bhatia et al.., 1994). Air masuk ke dalam proses produksi perusahaan manufaktur sebagai barang publik menengah, yang mengurangi biaya unit produksi (Wang dan Lall, 2002)
Sebelumnya studi tentang air industri digunakan, dalam memperkirakan model permintaan telah menggunakan rasio dari total pengeluaran untuk jumlah total air yang dibeli sebagai proxy untuk harga.
2.5. Teknik Pengolahan Air Dalam Industri
Tahapan-tahapan pengolahan air adalah sebagai berikut:
1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran besar.
2. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tunggal. Ke dalam tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.
3. Klarifier (clearator)
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan penyaring dan sekat. Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone adalah air yang sudah jernih.
4. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas.
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir.
5. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, air ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan air minum.
(Farida, 2002b)
2.6. Aplikasi (Proses Pengolahan Air Bersih)
2.6.1 Analisa dari Pabrik Utilitas Pembuatan Pupuk Urea
Salah satu aplikasi dari analisa air adalah dari pabrik utilitas pembuatan pupuk urea. Pabrik utilitas adalah pabrik yang menyediakan bahan baku dan penunjang untuk kebutuhan operasi seluruh pabrik pupuk. Diantaranya adalah air minum, air bersih, air proses, steam, tenaga listrik, IA/PA, nitrogen gas dan mengolah limbah cair. Kebutuhan ini disediakan oleh unit-unit, yaitu water intake, pengolahan air, pembangkit uap, pembangkit listrik, air pendingin, instrumen air / plant air (IA/PA), pemisahan udara, dan pengolahan air limbah. Pada bagian pengolahan air terdiri dari:
Pretreatment / Water Treatment
Unit ini mengolah air baku menjadi air bersih dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi sehingga menghasilkan air bersih yang mempunyai pH 7.0- 7.5 dan kekeruhan maksimal 2.0 ppm.
Penggunaan air bersih untuk :
1. Air Proses.
2. Air Pendingin.
3. Air Umpan Ketel.
4. Air Pemadam Kebakaran ( hydrant )
5. Air minum untuk pabrik dan perumahan.
Gambar 2.1 Flowsheet Proses Water Treatment
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan
3.1.1. Air (H2O)
A. Sifat Fisika
1. Berat molekul : 18.0153 gr/mol
2. Titik leleh : 0OC
3. Titik didih : 100OC
4. Berat jenis : 0.998 gr/cm3
5. Memiliki gaya adhesi yang kuat.
B. Sifat Kimia
1. Memiliki keelektronegatifan yang lebih kuat daripada hidrogen.
2. Merupakan senyawa yang polar.
3. Memiliki ikatan van der waals dan ikatan hidrogen.
4. Dapat membentuk azeotrop dengan pelarut lainnya.
5. Dapat dipisahkan dengan elektrolisis menjadi oksigen dan hidrogen.
(Anonim, 2010a)
3.1.2. Indikator Metil Jingga (C14H14N3NaO3S)
A. Sifat Fisika
1. Berat molekul : 372,33 gr/mol
2. Rumus molekul : (CH3)2NC6H4N2C6H4SO3Na
3. Densitas : 1,28 g/cm3; padatan
4. Titik leleh : > 300oC
5. Larut di dalam air panas
B. Sifat Kimia
Trayek pH 3,1 - 4,4
Berwarna merah dalam asam
Berwarna jingga pada larutan yang kurang asam
Pada alkali, metil jingga berwarna kuning
Metil jingga biasanya digunakan pada titrasi dengan asam, karena dapat berubah dengan cepat pada tingkat keasaman yang sedang.
(Anonim, 2010e)
3.1.3. Asam Sulfat (H2SO4)
A. Sifat Fisika
1. Berat molekul : 98 gr/mol
2. Titik didih : 315-338 0C
3. Titik lebur : 10 0C
4. Bentuk : Cairan Kental tak berwarna
5. Densitas : 1,8 kg/L
B. Sifat kimia
1. Merupakan asam kuat.
2. Bersifat korosif.
3. Memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air.
4. Bersifat sangat reaktif.
5. Merupakan asam bervalensi dua.
6. Diperoleh dari reaksi SO3 dengan air.
SO3 + H2O H2SO4
(Anonim, 2010d)
3.2. Alat
3.2.1. Alat dan Fungsi
1. Statif dan klem
Fungsi: menjepit buret ke arah vertikal
2. Buret
Fungsi: sebagai alat pentiter
3. Erlenmeyer
Fungsi: wadah atau tempat larutan sampel yang akan dititrasi
4. Gelas Ukur
Fungsi: mengukur volume larutan
5. Beaker glass
Fungsi: wadah larutan
6. Corong kaca
Fungsi: memudahkan larutan pentiter masuk ke dalam buret
7. Pipet tetes
Fungsi: memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lain dalam bentuk tetesan
3.2.2. Gambar Rangkaian Alat
Keterangan Gambar:
1. Statif
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Beaker glass
5. Gelas ukur
6. Corong kaca
7. Pipet tetes
Gambar 3.1 Rangkaian peralatan
3.3. Prosedur Percobaan
3.3.1. Analisa Alkalinitas
1. 50 ml sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 3 tetes metil jingga ke dalam larutan
3. Larutan dititrasi dengan Asam Sulfat (H2SO4) hingga larutan berwarna pink
4. Volume H2SO4 yang terpakai dihitung
5. Percobaan dilakukan sebanyak 7 kali
6. Volume rata-rata H2SO4 dihitung
7. Percobaan dilakukan untuk semua sampel
8. Kadar alkalinitas dihitung dengan rumus: V_(H_(2〖SO〗_(4 X N_(H_2 ) SO_4 ) ) )/V_Sampel x 1000 x 50,4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, hasilnya adalah sebagai berikut:
Data alkalinitas analisa air (50 ml sampel).
Tabel 4.1 Data hasil percobaan
Run Volume H2SO4 1,5 N yang terpakai (ml)
Air Sungai Deli Air Mancur depan Kantor Pos AMDK “ades”
1 0,2 0,4 0,1
2 0,2 0,3 0,1
3 0,3 0,4 0,1
4 0,2 0,3 0,2
5 0,2 0,3 0,2
6 0,3 0,3 0,1
Rata - rata 0,233 0,333 0,133
Alkalinitas (mg/L) 352,8 498,96 201,59
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kurva titrasi H2SO4 1,5 N pada AMDK Ades
Gambar 4.1 Kurva Titrasi H2SO4 1,5 N pada AMDK Ades
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa volume H2SO4 1,5 N yang terpakai pada setiap percobaan adalah tidak sama, meskipun mendekati. Hal tersebut disebabkan karena kandungan air dengan ion-ion mineral-mineral seperti karbonat, bikarbonat, borat, fosfat dan silikat sudah tercapai suatu titik ekuivalen,yaitu konsentrasi ion-ion tersebut adalah sama dalam setiap titrasi. Alkalinitas air AMDK Ades yaitu 201,6 mg/L yang berarti alkalinitasnya sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, dan produktivitas sedang.
4.2.2 Kurva titrasi H2SO4 1,5 N terhadap Air Mancur depan Kantor Pos:
Gambar 4.2 Kurva Titrasi H2SO4 1,5 N pada Air Mancur depan Kantor Pos
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa volume H2SO4 1,5 N yang terpakai pada setiap percobaan adalah tidak sama, meskipun mendekati. Hal tersebut disebabkan karena kandungan air dengan ion-ion mineral-mineral seperti karbonat, bikarbonat, borat, fosfat dan silikat sudah tercapai suatu titik ekuivalen,yaitu konsentrasi ion-ion tersebut adalah sama dalam setiap titrasi. Alkalinitas air mancur ini adalah 498,96 mg/L yang berarti angka alkalinitasnya tinggi, produktivitas rendah, dan ikan terancam jika hidup di air ini.
4.2.3 Kurva titrasi H2SO4 1,5 N terhadap air sungai Deli:
Gambar 4.3 Kurva Titrasi H2SO4 1,5 N pada Air Sungai Deli
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa volume H2SO4 1,5 N yang terpakai pada setiap percobaan adalah tidak sama. Hal tersebut disebabkan karena pada air tersebut, ion – ion mineral yang terkandung dalam air tersebut, yaitu ion karbonat, ion bikarbonat, ion borat, ion fosfat dan silikat adalah tidak sama pada setiap run. Untuk itu diperlukan untuk dilakukan titrasi lebih lanjut supaya titik ekuivalen tercapai.
Perhitungan kadar alkalinitas dalam air dapat dihitung dengan persamaan:
Alkalinitas (mg/L) = x 1000 x 50,4
Dan dari perhitungan dengan rumus di atas, diperoleh kadar alkalinitas pada sampel I adalah 201,6 mg/L, sampel II adalah 498,96 mg/L, dan sampel III adalah 352,8 mg/L. Ketiga angka alkalinitas ini berbeda karena adanya perbedaan dalam nilai pH, kadar CO2, serta komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion.
Volume rata-rata yang diperoleh itu mungkin saja memiliki kesalahan, hal ini dapat disebabkan oleh:
1. Tidak / kurang telitinya dalam pembacaan buret.
Pembacaan skala pada buret haruslah teliti, serta posisi mata harus sejajar dengan posisi skala pada buret
2. Kurang murninya bahan-bahan yang dipakai.
Bahan-bahan dan indikator yang digunakan harus benar-benar terjaga kemurniannya, tidak terkontaminasi oleh zat lain. Wadah tempat penyimpanannya harus tertutup rapat dan dijauhkan dari pemanasan langsung seperti sinar matahari.
3. Kurang telitinya saat titrasi.
Titrasi seharusnya dilakukan setetes demi setetes hingga terjadi perubahan warna pada larutan. Setelah terjadi perubahan warna, proses titrasi harus dihentikan karena titik ekuivalen telah tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah praktikan lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadar alkalinitas pada sampel air Sungai Deli adalah 352,8 ml, untuk sampel air mancur di depan kantor pos adalah 498,96 ml, dan untuk sampel amdk “Ades” adalah 201,59 ml,
2. Volume H2SO4 yang terpakai dalam titrasi tidak mengalami perubahan nilai yang terlalu mencolok dalam 7 kali pengulangan titrasi untuk sampel, yang menandakan bahwa titrasi yang dilakukan telah mencapai titik titrasi,
3. Penganalisaan alkalinitas air dilakukan berdasarkan reaksi titrasi asam-basa.
4. Air yang keruh memiliki kadar alkalinitas yang lebih tinggi dibandingkan air bersih sebab kadar zat pengotornya lebih tinggi,
5. Volume H2SO4 yang terpakai pada percobaan untuk sampel I, II dan III dalam 6 kali pengulangan memiliki variasi nilai yang berbeda.
5.2. Saran
Agar proses praktikum dapat berjalan dengan baik, maka praktikan memberikan saran sebagai berikut:
1. Menghindarkan larutan atau sampel yang disiapkan dari kontaminasi bahan lain,
2. Teliti dalam menentukan titik akhir titrasi, dimana sampel akan mengalami perubahan warna menjadi pink,
3. Pisahkan sampel dan jangan sapai bercampur dengan sampel atau zat kimia agar hasil yang didapat lebih akurat,
4. Praktikan menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium selama praktikum berlangsung,
5. Teliti ketika memilih bon alat, upayakan agar alat yang di pinjam memiliki kualitas yang baik.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
B.1. Perhitungan Pembuatan Larutan H2SO4 1,5N
"Molaritas H2SO4 = " "% ×10 × ρ" /(Mr"H2SO4" ) " "
Molaritas H2SO4 =
"Molaritas H2SO4 = " 10"M"
Normalitas H2SO4 = Molaritas H2SO4 x valensi
= 10 M x 2
= 20 N
V1 x N1 = V2 x N2
10 ml x 20 N = V2 x 1,5 N
200 ml = V2 x 1,5
"V2 = " "200 ml" /1,5
V2 = 133,33 ml
Volume Air yang harus ditambahkan = V2 – V1
= 133,33 ml – 10 ml
= 123,33 ml
B.2. Perhitungan Kadar Alkalinitas Air Sungai Deli
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) = 352,8 mg/L
B.3. Perhitungan Kadar Alkalinitas Air Mancur di Depan Kantor Pos
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) = 498,96 mg/L
B.3. Perhitungan Kadar Alkalinitas AMDK “Ades”
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) =
Alkalinitas (mg/L) = 201,59 mg/L
DAFTAR PUSTAKA
Alaers dan Sumetri.2002. Alkalinitas. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 17 November 2011
Anonim. 2010a. Air. http://id.wikipedia.org. Diakses pada 17 Nopember 2011
────. 2010b. Alkalinitas. http://id. Wikipedia.org. Diakses pada 17 Nopember 2011
────. 2010c. Analisa dari Pabrik Utilitas Pembuatan Pupuk Urea. http://slideshare.net. Diakses pada 17 Nopember 2011
────. 2010d. Asam Sulfat. http://id.wikipwdia.org. Diakses pada 17 Nopember 2011
──── . 2010e. Indikator Metil Jingga. http://scribd.com. Diakses pada 17 November 2011
──── . 2011. Kesadahan Air. http://wikipedia.org. Diakses pada 17 Nopember 2011
Farida. 2002a. Analisa Umum pada Air. USU Digital Library. Diakses pada 17 November 2011 ──── . 2002b. Teknik Pengolahan Air dalam Industri. USU Digital Library. Diakses pada 17 November 2011
Goldar dan pandey .2001. Manfaat Air dalam Industri. http://smk3ea.wordpress.com. Diakses pada 17 November 2011
Wang dan Lall. 2002. Manfaat Air dalam Industri. http://nipfp.org. Diakses pada 17 November 2011
No comments:
Post a Comment