KESETIMBANGAN
KIMIA
Kedaan stimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah
berlangsung secara simultan dan terus-menerus, tetapi tidak ada perubahan yang
dapat diamati atau diukur.
Pada
umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible),
dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Pada awal proses
bolak-balik, reaksi
berlangsung ke
arah pembentukan produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi
reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika
laju reaksi ke kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak
berubah maka
kesetimbangan
reaksi tercapai.
Ketika
suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang.
Beberapa waktu kemudian reaksi dapat berkesudahan, artinya semua
pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada
seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi
tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai
kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi
membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke
kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri) bertambah, sebab
konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin bertambah.
Pada
umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus berlangsung
sampai dicapai keadaan kesetimbangan dinamis. Berbagai hasil percobaan
menunjukkan bahwa dalam suatu reaks kimia, perubahan reaktan menjadi produk
pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang relatif
lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu.
Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai
akhirnya menjadi konstan. Keadaan kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila
dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi
tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar.
Sebagai
contoh keadaan kesetimbangan dinamis, kita perhatikan reaksi penguraian
(dissosiasi) gas N2O4 sebagai berikut :
Tak berwarna merah-coklat
Andaikan
sejumlah mol gas N2O4 dimasukkan ke dalam suatu bejana
tertutup. Mula-mula dengan segera gas N2O4 yang tidak berwarna
tersebut terdisosiasi menjadi NO2 yang berwarna merah coklat. Akan
tetapi setiap dua molekul NO2 dengan mudah bergabung menjadi molekul
zat N2O4 kembali. Mula–mula laju reaksi disosiasi N2O4
berlangsung relatif lebih cepat daripada laju reaksi pembentukan N2O4.
Namun laju reaksi pembentukan N2O4 juga makin lama makin bertambah
besar sesuai dengan pertambahan jumlah NO2 yang
terbentuk. Pada
suatu saat laju reaksi disosiasi N2O4 sama dengan laju reaksi
pembentukan N2O4. maka Keadaan inilah yang disebut
Keadaan kesetimbangan. Proses penguraian yang dibahas di atas, secara
diagramatis dapat digambarkan sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1
berikut :
Gambar 1.
Pencapaian keadaan kesetimbangan reaksi penguraian N2O4
Pada keadaan
kesetimbangan, jumlah molekul NO2 dan N2O4 tetap.
Oleh karena itu ketika keadaan kesetimbangan tercapai tidak terjadi perubahan
sifat makroskopis zat. Akan tetapi reaksi penguraian dan pembentukan N2O4
tetap berlangsung secara terus menerus tidak kunjung berhenti. Jadi, pada
keadaan kesetimbangan dinamis, sekalipun secara makroskopis tidak terjadi
perubahan, tetapi secara mikroskopis tetap terjadi perubahan yang terus
menerus.
Contoh lain dari
reaksi kesetimbangan dinamis misalnya dalam dunia industri, amonia dibuat dari
gas nitrogen dan gas hidrogen menurut persamaan adalah:
Stokiometri
reaksi menunjukkan bahwa dalam suatu ruangan tertutup 1 mol gas nitrogen
dipanaskan bersama 3 mol gas hidrogen. Membentuk 2 mol amonia. Akan tetapi,
dari percobaan diketahui bahwa hasil seperti itu tidak pernah dicapai. Pada
awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan amonia.
Mengapa hal itu
terjadi, ternyata reaksi berlangsung tidak tuntas. Reaksi “seperti berhenti“
setelah sebagian nitrogen dan hidrogen bereaksi. Reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung NH3, N2, dan H2.
Keadaan seperti itu disebut keadaan setimbang. Seperti telah disebutkan di atas,
amonia dapat pula terurai membentuk nitrogen dan hidrogen. Oleh karena itu,
segera setelah terbentuk sebagian amonia akan terurai kembali gas nitrogen dan
gas hidrogen seperti pada persamaan reaksi:
Selanjutnya,
kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersamaan (simultan) menurut
reaksi dapat terjadi dua arah sebagai berikut :
N2(g)
+ 3H2(g) 2NH3(g)
Misalkan laju
reaksi kekanan v1 dan laju reaksi balik v2. Sebagaimana telah dipelajari dalam bab
sebelumnya yaitu laju reaksi, bahwa nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2
dan H2, sedangkan nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3.
pada awal reaksi, v1 mempunyai nilai maksimum, sedangkan v2 = 0 (karena NH3
belum ada). Selanjutnya seiring dengan berkurangnya konsentrasi N2
dan H2, nilai v1 makin lama makin kecil. Sebaliknya, dengan
bertambahnya konsentrasi NH3, nilai v2 makin lama makin besar. Pada
suatu saat, laju reaksi maju (v1) menjadi sama dengan laju reaksi balik (v2).
Hal itu berarti bahwa laju menghilangnya suatu komponen sama dengan laju pembentukan
komponen itu. Berarti, sejak v1 = v2, jumlah masingmasing komponen tidak
berubah terhadap waktu oleh karena itu tidak
ada perubahan
yang dapat diamati terhadap waktu. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang
dapat diamati atau diukur (sifat makroskopis tidak berubah), reaksi seolah-olah
telah berhenti. Keadaan seperti itu disebut keadaan setimbang (kesetimbangan).
Akan tetapi, percobaan menunjukkan bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung
pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Oleh karena itu, keseimbangan kimia
disebut Kesetimbangan dinamis.
Perubahan v1 dan
v2 terhadap waktu ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik
perubahan reaksi terhadap waktu pada reaksi bolak-balik:
v1 = laju reaksi
dari kiri ke kanan
v2 = laju reaksi
dari kanan ke kiri
Keadaan
setimbang tercapai pada saat v1 = v2
Sedangkan
perubahan konsentrasi N2, H2, dan NH3 terhadap
waktu diberikan
pada Gambar 3.

Pada kondisi ini
konsentrasi N2 dan H2 (pereaksi) turun, konsentrasi NH3
(hasil reaksi) naik. Pada keadaan setimbang konsentrasi masing-masing zat
tetap. Waktu untuk mencapai keadaan setimbanga umumnya berbeda dari suatu
reaksi ke reaksi yang lain. Ada reaksi yang mencapai kesetimbangan begitu
zat-zat pereaksi dicampurkan, misalnya :
Akan tetapi ada
banyak reaksi yang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai keadaan setimbang.
Misalnya, reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk amonia: N2(g)
+ 3H2(g) 2NH3(g) memerlukan waktu berhari-hari untuk
mencapai kesetimbangan,\ meskipun dilakukan pada suhu 500oC. Cepat
lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju reaksinya.
Semakin besar laju reaksi, semakin cepat kesetimbangan tercapai. Berdasarkan gambar
4 terlihat bahwa :
1. Pada awal
konsentrasi berubah dengan cepat
2. Pada waktu t,
konsentrasi tidak berubah karena sistem berada
dalam keadaan
kesetimbangan.
3. Laju
perubahan konsentrasi berkurang ketika reaksi berlangsung sampai mencapai nol,
ketika sistem mencapai kesetimbangan.

Gambar 4. Aluran
konsentrasi terhadap waktu
Secara garis
besar Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka.
Sebagaimana kita saksikan, berbagai proses alami, seperti perkaratan logam,
pembusukan, dan pembakaran merupakan reaksi yang berlangsung searah. Akan
tetapi, jika sistemnya kita perbesar misalnya mencakup atmosfir secara keseluruhan,
kita dapat melihat berbagai keseimbangan. Misalnya kesetimbangan yang mengatur
komposisi atmosfir yang relatif konstan dari waktu ke waktu. Proses
kesetimbangan juga dapat terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Darah manusia,
sebagi contoh, mempunyai suatu sistem yang mengatur pH tetap sekitar 7,4. Hal
itu sangat penting, karena perubahan kecil saja pada pH darah akan mengganggu
fungsinya, misalnya dalam kegiatan pengikatan logam.
REAKSI
BOLAK-BALIK (reversibel)
Ketika suatu
reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang.
Beberapa waktu kemudian reaksi dapat berkesudahan, artinya semua pereaksi habis
bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi
tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian
disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi
semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali
pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan
laju reaksi sebaliknya kebelakang (kekiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi
berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin bertambah.
Pada umumnya
suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus berlangsung sampai dicapai
keadaan kesetimbangan dinamis.
Berbagai hasil
percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia, perubahan reaktan menjadi
produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang
relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju
reaksi tertentu. Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin
berkurang sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan kesetimbangan dinamis akan dicapai
apabila dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama
dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari
luar. Perhatikanlah kertas yang terbakar. Apakah hasil pembakaran kertas dapat
diubah menjadi kertas seperi semula? Pengalaman menunjukkan bahwa proses itu
tidak dapat dilakukan, bukan? Reaksi seperi itu kita golongkan sebagai reaksi
yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik (Irreversible).
Apakah ada reaksi yang dapat balik? dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan
reaksi yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak
dapat balik.
Namun, di laboratorium maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat
balik. Reaksi yang dapat balik kita sebut
reaksi
reversible. Dua diantaranya kita sebutkan dalam contoh di bawah
ini :
Contoh 1 :
Jika campuran
gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia, dengan reaksi: N2(g)
+ 3H2(g) 2NH3(g) Sebaliknya, jika amonia (NH3)
dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen, dengan reaksi: 2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g) Apabila diperhatikan ternyata reaksi pertama
merupakan kebalikan dari reaksi kedua. Kedua reaksi itu dapat digabung sebagai
berikut :
N2(g)
+ 3H2(g) 2NH3(g)
Tanda
dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi ke kanan disebut reaksi
maju, reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Reaksi dapat diibedakan menjadi dua
macam yaitu reaksi kesetimbangan homogen dan reaksi kesetimbangan heterogen.
Reaksi Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa
senyawa yang bereaksi sama dan umumnya terdiri dari fase gas atau cair.
Contoh :
1. N2(g)
+ 3H2(g) 2NH3(g)
2. H2O(l) H+(aq)
+ OH-(aq)
3. CH3COOH(aq)
CH3COO-(aq) + H+(aq)
Sedangkan reaksi
kesetimbangan dimana reaktan dan produk yang berbeda fasa.
Contoh :
1. CaCO3(s)
CaO(s) + CO3(g)
2. Ag2CrO4(s)
Ag2+(aq) + CrO42- (aq)
3. 2 C(s) + O2(g)
2CO(g)
4. 2 NaHCO3(s) Na2CO3(s)
+ CO2(g) + H2O(g)
No comments:
Post a Comment